Jumat, 13 November 2015

Menyongsong Safar

Muharram telah beranjak, menyongsong Safar. Saya berbenah, membenahi diri lebih tepatnya. mungkin kemarin tak cukup baik hingga Dia ingatkan untuk memundurkan langkah.

Saya yang tiba-tiba terduduk diam, menggugu dalam bisu. Tak ada lagi air mata, mungkin telah kering, atau mungkin hati saya telah  terlampau lelah menangis. 

Dua tahun lalu dengan luka yang sama, saya datang pada sebuah ruang yang saya anggap paling aman. Bersembunyi dari berbagai rasa, bersembunyi pada ruang pelarian. Menemukan tempat ternyaman untuk membagi tawa, menemukan tempat terlapang bagi hati yang kesempitan. 

Waktu berlalu begitu cepat, oktober haru biru menyisakan jutaan kisah, jutaan cerita tentang melepaskan. 

Senin, 26 Oktober 2015

Surat cinta untuk yang masih bertahan

Untuk teman-teman saya yang masih bertahan, saya ucapkan selamat. Kalian sungguh luar biasa..
Mohon maaf saya hanya bertahan sejauh ini,

Semua hal itu ada masanya, ada waktunya berhenti. Dan disinilah, di titik ini saya putuskan untuk berhenti. Mungkin semangat dan kasih saya habis ter-depresiasi. Mohon maaf teman-teman saya memilih berhenti.

Terimakasih untuk dua tahun yang luar biasa, terimakasih sudah memberi tempat. Terimakasih sudah memberi ruang untuk saya belajar.

Senin, 19 Oktober 2015

Pelangi Hati

Maa Syaa Allah. Alhamdulillah. Kau hadirkan banyak cinta malam ini.
Hikmah indah dibalik air mata,

terimakasih ibuk, bapak. maaf membuatmu khawatir.
Bagaimana mungkin tak khawatir, anaknya yang ijin berangkat kuliah pulang sambil menangis.

Terimakasih dek Firman,
yang ngeliat mbaknya nangis tapi malah ditertawakan. tapi tertawa lucunya justru mampu membuat tersenyum.

Terimakasih kamu, yang menjadi teman diskusi malam ini.

Terimakasih mbak Sjam, atas nasehatnya. maaf lagi-lagi merepotkan.

Terimakasih Allaah, atas lantaiMu yang selalu ada sebagai tempat bersujud.
Sungguh malu rasanya, menangis karena persoalan remeh begini. padahal jarang manangisi dosa.
Astaghfirullaah :(

Malam ini muncul pelangi di kamar saya, pelangi yang muncul lantaran hujan air mata.
terimakasih menghadirkan mereka yang peduli Yaa Rabb..

"Allaahu Akbar, ini cuma kerikil kecil nduk. Kalo jatuh ya luka sedikit. Kasih betadine juga sembuh. Senyumilah !!!"

Sjam Pujiani Says, "Jika sudah terbiasa melewati kerikil kecil. maka harus terbiasa melewati batu besar sekalipun. Kudu sabar, yakinlah, syukurilah dan patuhlah.. !!"


Sejenak bermuhasabah 
dalam sudut kamar
22.47

Selasa, 15 September 2015

Celoteh Malam

Bismillahirrahmanirrahim..

Lama tak menyapa, terlalu lama sepertinya hingga lupa sudah sejauh mana menatanya.
Malam ini muncul sebuah pertanyaan kecil dihati, sudah lebih baikkah?

Sebulan ini banyak perenungan, banyak berubah kamu nduk. Menuju baikkah perubahan itu? Jangan berhenti berubah. Karena waktu tak mengizinkanmu berhenti berproses menuju baik.

Dan cinta yang hadir padaku selama ini, biarlah itu hadir sebagiamana takdir yang harus berjalan dan dijalani. Dijadikan-Nya hatiku jatuh pada beberapa orang . sekalipun hatiku berduka dan penuh luka. Biar itu menjadi tangga menujuNya.

Malu rasanya jika teringat banyak airmata yang jatuh karena makhlukNya, sedang sedikit yang tumpah untuk dosa-dosa. Astagfirullah, Ampun Ya Rabb..

Selasa, 16 Juni 2015

Terimaksih, 22th..



Assalammualaikum. Lama tak menyapa..
Sebelumnya terimakasih untuk banyak kejutan indah pada ulangtahun kemarin..
Terimakasih telah menghadirkan mereka yang peduli Yaa Rabb..

Tak terasa sudah 22 tahun, banyak perenungan, banyak pelajaran, banyak bersyukur rasanya..
Sungguh aku kehilangan satu orang tapi Allah ganti dengan puluhan orang yang jauh lebih baik..

Rabu, 27 Mei 2015

ketika Kau ketuk pintuku

Alhamdulillah, banyak dibuat tersenyum malam ini..
Terimakasih telah memelukku lewat perantara mereka Ya Allah..

Seperti kata Tere Liye :
Apalah arti kehilangan,
Ketika kami menemukan banyak saat kehilangan,
Dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?

Benar, apa arti kehilangan dia. Jika Allah kembalikan banyak hal..
Dulu saat menemukannya, aku banyak kehilangan mereka. Banyak kehilangan sahabat, teman, saudara.
Kini saat kehilangannya, Allah kembalikan mereka yang peduli, lebih banyak malah dibanding saat kehilangan dulu.

Allah sungguh malam ini indah, Terharu.
Biar tak kulepas sujudku malam ini, mensyukuri nikmatMu..

Allahu Akbar.. Allahu Akbar..
Berdiri aku dalam hamparan sajadah, ruku’, sujud..
Syahdu bercengkrama denganmu, menikmati malam..
Kubisikkan pada langit, sampaikan pada Tuhanku, “Terimakasih”.

Surabaya, 23 Mei 2015
22.51

Rizq

Senin, 18 Mei 2015

Syukurku atas nikmatMu

Syukurku atas nikmatMu Yaa Rabb, takkan cukup walau aku bersujud seribu tahun.
NikmatMu yang mana yang akan aku dustakan? ketika KasihMu begitu nyata..

Jikalah apa yang kualami kemarin adalah caraMu mendekatkanku padaMu, maka biarlah aku ridho atas ketetapan itu. PelukanMu begitu nyaman Ya Rabb..

Syukurku atas malam itu, atas pelukan yang kau berikan lewat perantara mereka..


Kali ini aku berlari sekali lagi pada mereka, laksana rumah aku pulang. saat hati sungguh sudah amat lelah..

Syukurku atas nikmatMu Ya Rabb, atas segala kemudahan dan keindahan yang Kau berikan. Atas hujan cinta pagi itu di Alun-Alun Sidoarjo. Atas nikmatMu yang mengijinkanku menepati janjiku.

Kamis, 07 Mei 2015

Sedikit mengajar, banyak belajar

Sedikit mengajar, banyak belajar. Rasanya kalimat itulah yang paling pas menggambarkan apa-apa yang kulalui di Traffic Light Ambengan.

Berawal dari “pelarian” yang menghantarkanku jatuh cinta pada semangat anak-anak luar biasa itu. Jatuh cinta pada sudut kota ini.

Sedikit mengajar, bahkan belum layak disebut mengajar rasanya.
Teringat obrolan dengan salah seorang pengajar waktu itu, “kita itu nggak lebih pinter dari mereka, kita ini ya cuma orang-orang yang kebetulan lahir lebih dulu dari mereka, tahu lebih dulu, jadi bisa nge-share ilmu ke mereka”.

Kamis, 23 April 2015

Dalam hati yang luka,

Dalam hati yang luka itu, ada sedikit pinta..
Ijinkan aku sejenak bersandar ketika lelah,
Ijinkan kupinjam bahumu untuk menangis,

Ahh Kenapa harus kupinta,
Sedang Tuhanku pinjamkan lantaiNya untuk bersujud,
Sedang Dia siapkan lantai untuk teman bercerita dalam setiap sujud,

Aku lelah, Sungguh..
Bolehkah aku menyerah saja,

Dalam hati yang luka itu, aku menangis diam-diam..
Tanpa suara,

Tak kau lihatkah mataku yang sembab?
Mungkin hatimu terlalu bebal menyadarinya,

Aku mengutuk diriku sendiri yang terus tak mau mengerti,
Aku membenci diriku sendiri yang tetap tak mau melihat yang ada,

Satu waktu pernah terlintas angan dibenakku,
Aku dan kamu duduk berdua pada suatu senja yang indah,
Saling berbagi mimipi dalam tawa,


Aku minta maaf, sungguh aku minta maaf.

Aku lelah, Sungguh. Bolehkah aku pergi saja dari kisah kita?

Selasa, 14 April 2015

Sebuah cerita yang tertinggal

Astaghfirullah, harus banyak beristigfar sepertinya.
Lagi-lagi melihat luka dalam sudut mata mereka, anak-anak itu..

Ahh lihatlah nduk, masih ada hikmah dibaliknya..
Mbak kangen Fitri..

Selasa, 07 April 2015

Selalu diakhiri dengan titik

Bismillah..

Setiap paragraf bukankah selalu diakhiri dengan titik? maka kuberi titik pada kisah kita.
Hari itu sepeninggalmu, aku menangis diam-diam. Bukan karena terluka, tapi karna aku menyadari bahwa kita tak lagi sama. Kita? aku dan kamu lebih tepatnya.

Aku tak ingin membenci, pun sudah tak ingin lari. Aku tak ingin lagi menyibukkan mataku dengan menangisimu. Pergilah, aku melepasmu. Mengikhlaskanmu lebih tepatnya. Membiarkanmu dalam penjagaan terbaikNya. 

Semoga Diaku memberikan kehidupan terbaik, masa depan terbaik dan jodoh terbaik bagimu.
Terimakasih, pernah membiarkanku sejenak bersandar.

Senin, 23 Maret 2015

Inikah?

Aku memilih berdamai kali ini, berdamai dengan cara membenci.

Mungkin aku terlampau lelah bertahan, langkahku terhenti pada satu titik dimana aku ingin menyerah.

Yahh, malam kemarin kuikhlaskan kau beranjak dari tempatmu bertahta..

Selasa, 17 Maret 2015

Testimoni Sebuah Hati

Entah harus bersyukur atau meratapi, tapi kisah itu kuanggap usai. Terlepas dari janji hati yang dia ucap.

Aku tak meratapi waktu yang kuhabiskan bersamanya mencoba merangkai terang, walau terang itu tak berhasil kami raih. Tidak berhasilkah? atau belum? biar Dia-ku yang mewujudkan. Dia-ku Maha Sempurna.

Sekalipun waktu diputar kembali, aku tetap akan memilih melewati takdirku bersamanya, dia yang Dia-ku pinjamkan untuk sesaat bersandar.

Sabtu, 28 Februari 2015

Jika harus terjadi, terjadilah..

Jika harus terjadi, terjadilah..

Mungkin Dia meminjamkannya untuk membuatku menjadi dewasa.

Dia pinjamkan embunNya yang kini tlah hilang bersama bias mentari. Embun. Bukan Matahari.

Tak perlu ditangisi, Dia-ku sudah siapkan penggantinya..
Seorang MujahidNya yang sedang dalam perjalanan, yang sedang berjuang entah dimana.

Ya Rabb, mungkin ini sentilan kecil dariMu..
Karena aku begitu Alpha mencintaiMu..

Manusia hanya berencana bukan?
maka kututup rencana-rencara yang sempat terbersit untuk bersamanya.

Cukup. Cukup diam disini..
menanti mujahid yang telah Dia janjikan..

Sabtu, 21 Februari 2015

Seindah kuasaMu

Alhamdulillah, satu fase terlewati..
Setelah 5 semester berlalu, satu langkah lagi menuju finish..

walau tak sedikit kerikil yang menghadang, tapi KuasaMu jauh lebih besar..

Sungguh Maha Benar Engkau, Maha Suci Engkau Ya Rabb..

Semester 5 ditutup dengan indah..
Entah bagaimana harus mensyukurinnya..

Nilai yang memuaskan,
KKU yang berjalan lancar,
dan malam ini ditutup dengan indah lewat senyum dia-ku..

Terimakasih Ya Rabb,
Mudahkan selalu jalnku

Dan kuikrarkan aku bahagia

Bersama malam kuikrarkan aku bahagia,
bahagia bersama diaku yang selalu menghadirkan tawa..

Dia yang sedang berusaha menggapai terang bersamaku,
dia yang menyuguhkan cinta dalam tuturnya,
dia yang menawarkan kehangatan dalam dekapannya.

Apapun itu, semoga Allah izinkan kita ikrarkan bersama bahagia kita.
Bukan hanya aku atau kamu. Kita.
mengikrarkan bahagia dengan penuh cinta
mengikrarkan bahagia dalam keridhoan-Nya.


Menikmati sisa malam ini,
selepas menatap matahari.

Rabu, 18 Februari 2015

Sesuatu yang kusebut "Kenangan"

Masalalumu milikmu, masalaluku milikku.
Kita rangkai masa kita sendiri.

Malam ini, tak ada salahnya kan mengenang yang pernah singgah?

Puisi itu bukan untukku..

berawal dari situ, teringat sesuatu. 7 tahun lalu. tapi masih terkenang..

Berjalan diatas kaki yang rapuh
Melihat dengan mata yang buta
Mendengar dengan telinga yang tuli

Mencoba bangkit, 
mencoba membuka mata
Mencoba memasang telinga

Mengeja dan mencoba melafalkan,
kata yang ada tetapi sulit dikatakan

Oh Tuhan semoga rasa yang kusimpan ini bukan zat kimia yang bisa meledak dan membunuhku,
Tapi zat kimia yang bisa meledak dan membawaku ke nirwana
semoga juga, dia tahu tentang rasa ini

siapapun itu, terimakasih..
semoga masih ingat dengan ini.

Kita (yang sebenarnya tak pernah benar-benar menjadi kita)
Maaf..
semoga segera kau temukan diamu,

karna aku, sudah kutemukan diaku..


Dirundung rindu,
Dalam pojok kamar yang tersusupi kenangan..

Puisi by someone

Senin, 16 Februari 2015

Kamu -

Detik waktu yang terlewat itu,
membuatku menyadari arti hadirmu.

Kamu-ku yang selalu mencoba menghadirkan tawa.
Kamu-ku yang dengan senyuman mencoba membahagiakanku.
Kamu-ku yang yang berjanji takkan meninggalkanku.

Semoga do'a-do'a kita mengetuk pintu langit untuk bermurah hati.
Mengizinkan kita menjemput bahagia, dalam keridhoan-Nya.


Selasa, 06 Januari 2015

♫ Catatan Yang Tergores ♫

Alhamdulillah..
Segala Puji Bagi Allah yang tak pernah meninggalkan hambanya berjuang sendirian..

2014 berlalu dengan indah..
Dia ketuk hatiku untuk mensyukuri waktu-waktu yang berlalu..

Banyak cinta menyapa, hilang, berganti, berputar mengikuti irama kehidupan..
banyak orang hadir. menawarkan canda, tawa, duka, bahagia, bahkan cinta..
cinta sempurnaku tetap berlabuh padaNya..

inilah kisah yang tertinggal, yang coba kurajut menjadi kenangan..