Kamis, 07 Mei 2015

Sedikit mengajar, banyak belajar

Sedikit mengajar, banyak belajar. Rasanya kalimat itulah yang paling pas menggambarkan apa-apa yang kulalui di Traffic Light Ambengan.

Berawal dari “pelarian” yang menghantarkanku jatuh cinta pada semangat anak-anak luar biasa itu. Jatuh cinta pada sudut kota ini.

Sedikit mengajar, bahkan belum layak disebut mengajar rasanya.
Teringat obrolan dengan salah seorang pengajar waktu itu, “kita itu nggak lebih pinter dari mereka, kita ini ya cuma orang-orang yang kebetulan lahir lebih dulu dari mereka, tahu lebih dulu, jadi bisa nge-share ilmu ke mereka”.
Dari sedikit yang bisa kuajarkan itu, aku justru belajar banyak dari tempat itu. Belajar bahwa kita harus mengikhlaskan yang pergi dan menyambut yang datang. Selayaknya menyambut setiap pengajar baru yang hadir, dan menganggap saudara pengajar-pengajar yang mungin masih punya kesibukan lain sehingga belum bisa hadir (lagi) diantara kami.

Belajar mengenai kehilangan, perpisahan tanpa pesan. Satu – satu adik-adik mulai hilang, mereka-mereka yang dulu membuatku jatuh hati, perlahan pergi tanpa pesan. Rizal, Fitri, Indah, Rahma, Rizky, Putri, Ari. Do’a kami mengiringi setiap langkah kalian nak, semoga kalian temukan kehidupan yang lebih baik.

Dari sekian yang pergi itu, Allah hadirkan senyum-senyum ceria baru lewat Salsa, Dana, Sulaiman, Nisa, dan yang lainnya yang masih bertahan. Terimakasih telah mengindahkan senja kami nak.

Belajar hakikat berjuang meraih impian, belajar tentang syukur yang tak bertepi. Betapa Allah Maha Baik, betapa Allah Maha Asyik.


Rasanya akhir-akhir ini banyak merenung. 22 tahun nduk, sudah berbuat apa? Sudah menghasilkan karya apa? Sudah membahagiakan siapa saja?


Semoga Allah selalu merdhoi langkahku, dan menjadikanku ridho atas ketetapanNya. Insya Allah..

Tidak ada komentar: