Entahlah
malam ini aku ingin menulis, tentang apa saja…
Mungkin
karena sedang butuh teman diskusi. Tentang banyak hal. Tentang hidup mungkin,
tentang cinta, atau apapun yang bisa dibicarakan..
Intinya,
aku sedang butuh teman bicara.
Cinta.
Kamu tahu apa itu? Aku tidak.
Tapi
entahlah, aku sangat suka membicarakannya. Kata orang cinta itu buta. Cinta tak
kenal logika.
Tapi
dimataku, cinta tidak buta. Pun tidak melumpuhkan logika. Cinta justru yang
seharusnya membuka mata kita. Melihat dunia menjadi lebih jelas, lebih terang.
Cintalah
yang seharusnya mengabarkan bahwa salah adalah salah, dan benar adalah benar.
Bukan justru mencambur baurkannya dengan mengabaikan logika.
Insan
yang mencinta, bukan tidak mengenal logika. Tapi justru mengabaikannya.
Mencintai berarti memilih. Dan jika sudah memilih seharusnya tak ada lagi
keraguan didalamnya.
Sama
seperti ketika kita mencintai Rabb kita, yakin.
Yakin
secara sempurna bahwa Dia-lah sang Maha. Sang pemilik terang. Sang perancang
semesta. Tak boleh ada keraguan akan-Nya.
Jika
kau bertanya pernahkah aku jatuh cinta? Maka jawabnya “ya”. Aku pernah jatuh
cinta, bahkan mungkin sedang jatuh cinta. Dan aku menikmatinya. Menikmati
setiap mili kala hatiku teraba olehNya.
Malam
ini Dia menyadarkanku (lagi). Hati ini belum sempurna terisi. Aku masih
menunggu.
Dia
benar. Bahkan tak pernah salah. Inilah saatnya.
Menuliskan
titik, dan memulai paragraph baru dalam episode hidupku.
Aku
yang begitu alpha. Lupa betapa hangat pelukanNya. Memilih bersandar pada tempat
yang salah.
Aku
kembali (lagi). Semoga Kau masih mau menerimaku.
Surabaya, 08
September 2014
Pk. 21.39
Sudut Kamar