Jumat, 13 November 2015

Menyongsong Safar

Muharram telah beranjak, menyongsong Safar. Saya berbenah, membenahi diri lebih tepatnya. mungkin kemarin tak cukup baik hingga Dia ingatkan untuk memundurkan langkah.

Saya yang tiba-tiba terduduk diam, menggugu dalam bisu. Tak ada lagi air mata, mungkin telah kering, atau mungkin hati saya telah  terlampau lelah menangis. 

Dua tahun lalu dengan luka yang sama, saya datang pada sebuah ruang yang saya anggap paling aman. Bersembunyi dari berbagai rasa, bersembunyi pada ruang pelarian. Menemukan tempat ternyaman untuk membagi tawa, menemukan tempat terlapang bagi hati yang kesempitan. 

Waktu berlalu begitu cepat, oktober haru biru menyisakan jutaan kisah, jutaan cerita tentang melepaskan.