Kamis, 23 April 2015

Dalam hati yang luka,

Dalam hati yang luka itu, ada sedikit pinta..
Ijinkan aku sejenak bersandar ketika lelah,
Ijinkan kupinjam bahumu untuk menangis,

Ahh Kenapa harus kupinta,
Sedang Tuhanku pinjamkan lantaiNya untuk bersujud,
Sedang Dia siapkan lantai untuk teman bercerita dalam setiap sujud,

Aku lelah, Sungguh..
Bolehkah aku menyerah saja,

Dalam hati yang luka itu, aku menangis diam-diam..
Tanpa suara,

Tak kau lihatkah mataku yang sembab?
Mungkin hatimu terlalu bebal menyadarinya,

Aku mengutuk diriku sendiri yang terus tak mau mengerti,
Aku membenci diriku sendiri yang tetap tak mau melihat yang ada,

Satu waktu pernah terlintas angan dibenakku,
Aku dan kamu duduk berdua pada suatu senja yang indah,
Saling berbagi mimipi dalam tawa,


Aku minta maaf, sungguh aku minta maaf.

Aku lelah, Sungguh. Bolehkah aku pergi saja dari kisah kita?

Selasa, 14 April 2015

Sebuah cerita yang tertinggal

Astaghfirullah, harus banyak beristigfar sepertinya.
Lagi-lagi melihat luka dalam sudut mata mereka, anak-anak itu..

Ahh lihatlah nduk, masih ada hikmah dibaliknya..
Mbak kangen Fitri..

Selasa, 07 April 2015

Selalu diakhiri dengan titik

Bismillah..

Setiap paragraf bukankah selalu diakhiri dengan titik? maka kuberi titik pada kisah kita.
Hari itu sepeninggalmu, aku menangis diam-diam. Bukan karena terluka, tapi karna aku menyadari bahwa kita tak lagi sama. Kita? aku dan kamu lebih tepatnya.

Aku tak ingin membenci, pun sudah tak ingin lari. Aku tak ingin lagi menyibukkan mataku dengan menangisimu. Pergilah, aku melepasmu. Mengikhlaskanmu lebih tepatnya. Membiarkanmu dalam penjagaan terbaikNya. 

Semoga Diaku memberikan kehidupan terbaik, masa depan terbaik dan jodoh terbaik bagimu.
Terimakasih, pernah membiarkanku sejenak bersandar.