Selasa, 17 Desember 2013

Aku menyebutnya "intuisi" (2)

miris saja. ada beberapa dr sekian org didunia ini yg tdk mampu melihat niat baik dr sebuah sikap.

atau mungkin aku yg terlalu egois hingga enggan belajar memahami mereka?

atau sikap yg aku tunjukkan terlalu abu-abu hingga mereka kesulitan menterjemahkannya sbg hitam atau putih.

ini bukan kemarahan, hanya sebuah pemikiran atas respons yg diberikan.

kadang pemikiran lain muncul bahwa aku terlalu sok pintar memandang masalah, hingga terkadang 'mengabaikan'

atau aku yg terlalu malas belajar dan enggan mencoba mengerti hingga terkungkung dlm pemikiranku sendiri.

tapi setelah aku menyerah dan semua terjadi justru aku menyesal karena mengabaikan sesuatu yg kusebut 'intuisi'

kadang ada suara dlm hati yg berteriak "andai kmrn km paksa mereka semua ini takkan terjadi"

aku hanya bosan dianggap egois krn mengikuti intuisi, dan akhirnya memilih pura-pura bodoh dan memilih diam.

berharap akan ada kata maaf dari org" yg 'sempat' menuduhku egois.

atau minimal mereka mengerti bahwa sikapku bkn krn sok pintar dan egois tp karena sesuatu yg aku menyebutnya intuisi.

bahwa intuisi itupun sebuah isyarat akan suatu hal yg mungkin terjadi.

dan akhirnya setelah semua terjadi, intuisi ku terbukti tetap tak ada kata maaf.

aku bkn haus permohonan maaf hanya harusnya itu menjadi sebuah kaca.

dan akhirnya aku hanya akan tersenyum sembari berkata dlm hati, "sekarang siapa yg egois dan sok pintar?"

berhenti nduk ! apa-apaan ini ?

Tidak ada komentar: