Sabtu, 22 Oktober 2016

Menunggu

Aku sedang berusaha sekuat tenaga untuk menuggu belahan jiwa yang disiapkan Allah dalam ketaatan.

Aku sedang melatih kemampuan agar kelak mampu mengobati lukamu. 

Belajar memasak, agar bisa memberikan hidangan nikmat untuk mengisi perutmu. 

Berlatih berbicara positif agar kata-kata yang keluar dari mulutku bisa menjadi penyemangatmu. 

Menambah wawasan, agar mampu menjadi teman diskusi yang menyenangkan bagimu. 

Banyak membaca agar mampu mendidik anakmu. 

Meluaskan pemahaman agar kelak mampu menjadi partner dakwahmu. 

Aku akan terus belajar. 

Belajar tiada henti agar kelak ketika namaku dan namamu terbuka pada halaman yang sama, aku telah mampu dan siap menjadi istri dan ibu terbaik.

Maka untukmu yang kelak datang tanpa membuatku meragu. Mari berbenah bersama. Kau disana dan aku disini, hingga nanti terucap janji yang Allaah ridhoi.

Dan teruntuk mereka yang datang sebelummu. Tak ada kata yang pantas kuucap, selain maaf dan terimakasih. Terimakasih telah datang dengan niat baik, dan kuhaturkan permohonan maaf. Ini bukan perlombaan tanpa piala seperti yang 'mereka' bilang. Karena dalam urusan ini, ada tangan tak kasat mata yang turut menyertai. 



----------------- 



NB : ini bukan efek galau malam minggu atau gerimis romantis. Ini untuk menjawab beberapa pertanyaan yg tertuju pada saya soal 'kenapa' 

Tidak ada komentar: