Rabu, 23 Maret 2016

Nur Aulia Risqi

Nur Aulia Risqi | 21 tahun | Bergolongan darah B
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Urip Sumoharjo
Akademis | Aktivis | Organisatoris | Pengajar
Kunjungi situs web aulia : www.goresan-aulia.blogspot.com

Dara yang bercita-cita menjadi seorang Guru dan Psikolog ini merupakan dara kelahiran Sukoharjo pada 30 Mei 1993. Pecinta Novel terutama karya Andrea Hirata dan Tere Liye ini memiliki prinsip bahwa 

Hidup adalah untuk berhasil, bila kamu gagal maka itu bukan akhir. Itu adalah proses menuju keberhasilan

Sosoknya rutin terlihat di wilayah pembelajaran Stopan Ambengan. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswi STIE Urip Sumoharjo dan Staff TU SMP Muhammadiyah 6 Surabaya, sudah sejak September 2013 lalu ia luangkan waktunya seminggu dua kali untuk anak-anak di sana. Selain di Stopan Ambengan, Nur Aulia Risqi atau biasa dipanggil Aulia ini juga rutin tiap selasa mengajar anak-anak di Delta Plaza Surabaya.

Lulusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surabaya ini mengatakan kalau kedua orangtuanya memahami dan mendukung kegiatannya bersama Save Street Child Surabaya. Awalnya, kedua orang tua Aulia khawatir saat mengetahui kegiatan Aulia bersama anak-anak jalanan dan marjinal ini, namun itu semua dapat diminimalisir melalui bentuk perhatian penuh terhadap keluarga serta tanggung jawab sebagai anak pertama yang ia berikan kepada orangtuanya.

"Hanya ingin membuat orang lain berbinar menatap semangatnya, membuat orang lain tersenyum karenanya, ingin menhadirkan lebih banyak tawa untuk orang-orang terdekatnya, orang orang disekitarnya dan orang-orang yang menyayanginya"

Aulia pertama kali mengetahui tentang Save Street Child Surabaya dari media sosial Twitter. Dari sana, ia mengikuti Open Recruitment Pengajar Keren Save Street Child Surabaya. “Awalnya cuma ingin sekedar mengisi waktu, tapi sekarang jadi merasa seperti ada sebuah ikatan. Kalau tidak datang mengajar, tidak  bertemu dengan anak-anak, seperti ada yang kurang,” kata Aulia menjelaskan tentang  kesukarelaan yang  menjadi sebuah kewajiban untuk mengajar serta anak-anak merdeka yang telah menjadi bagian dari hari-harinya.

Sejak bergabung menjadi Pengajar Keren di Save Street Child Surabaya, dara yang juga aktif berorganisasi di Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini mengaku mendapat pengalaman-pengalaman baru, ilmu pengetahuan baru, dan pastinya sahabat baru. Suasana persahabatan yang akrab di antara para pengajar diakui Aulia  menjadi faktor yang membuatnya nyaman. Hampir semua persoalan yang menyangkut pengajaran di wilayah mengajar selalu dimusyawarahkan bersama, baik melalui diskusi tatap-muka maupun dengan cara lain, seperti grup Whatsapp atau pesan singkat di antara pengajar. Menurut Aulia, kondisi dan karakter anak-anak—baik di wilayah belajar bersama Save Street Child Surabaya, maupun di sekolah formal tempatnya bekerja—pada dasarnya sama. “Kadang semangat belajar, terkadang juga drop,” katanya menambahkan.

Dari pengalamannya di wilayah ajar, dia menyimpulkan kalau semangat belajar yang drop pada anak-anak disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah dari pihak orang tua si anak sendiri. Ada juga anak yang sudah memiliki semangat belajar tinggi, namun terbentur dengan keinginan orangtua agar si anak berjualan. Menghadapi situasi seperti itu, Aulia bersama pengajar-pengajar lain mengambil langkah-langkah pendekatan, baik kepada anak-anak maupun kepada orangtua.

Masalah lain yang dihadapi Aulia dan teman-teman pengajar ialah menyadari bahwa anak-anak mereka selalu rawan diciduk oleh Satpol PP. Beberapa kali anak-anak tersebut diangkut karena dinilai melanggar peraturan yang ada. Aulia berharap ada solusi yang ditawarkan oleh pemerintah terhadap anak-anak jalanan, dan solusi tersebut menurutnya harus juga memperhatikan anak-anak jalanan sesuai posisinya sebagai anak-anak—memperhatikan pendidikannya, memperhatikan dampak psikologisnya, dan memperhatikan masa depannya.

Aulia juga berharap anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak, mengalami proses belajar yang baik di masa anak-anak mereka. Untuk itu, dia selalu berusaha mencari dan membuka diri kepada pengetahuan seputar pendidikan, yang diharapkan mampu membuatnya menjadi pengajar yang dinamis. “Pelatihan dan workshop Pengajar Keren tuh bermanfaat, ilmu buat saya. Selain itu saya juga sering browsing di internet, nyari-nyari yang kira-kira bisa diterapkan ke anak-anak,” kata penggemar karya-karya Andrea Hirata dan Tere Liye ini mengkahiri.



"Hidupmu berharga, bila berguna bagi orang lain"


NB : 
Sepertinya harus berterimakasih kepada pasangan Mbak Anis Hidayati dan Mas Indra Setiawan yang telah membuat profil saya. terimakasih kakak

Tidak ada komentar: