Nur Aulia Risqi | 21 tahun |
Bergolongan darah B
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Urip Sumoharjo
Akademis | Aktivis | Organisatoris |
Pengajar
Kunjungi situs web aulia :
www.goresan-aulia.blogspot.com
Dara
yang bercita-cita menjadi seorang Guru dan Psikolog ini merupakan dara
kelahiran Sukoharjo pada 30 Mei 1993. Pecinta Novel terutama karya Andrea Hirata
dan Tere Liye ini memiliki prinsip bahwa
“Hidup
adalah untuk berhasil, bila kamu gagal maka itu bukan akhir. Itu adalah proses menuju
keberhasilan”
Sosoknya rutin terlihat di wilayah pembelajaran Stopan Ambengan. Di
tengah kesibukannya sebagai mahasiswi STIE Urip Sumoharjo dan Staff TU SMP
Muhammadiyah 6 Surabaya, sudah sejak September 2013 lalu ia luangkan waktunya
seminggu dua kali untuk anak-anak di sana. Selain di Stopan Ambengan, Nur Aulia
Risqi atau biasa dipanggil Aulia ini juga rutin tiap selasa mengajar anak-anak
di Delta Plaza Surabaya.
Lulusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surabaya ini
mengatakan kalau kedua orangtuanya memahami dan mendukung kegiatannya bersama
Save Street Child Surabaya. Awalnya, kedua orang tua Aulia khawatir saat
mengetahui kegiatan Aulia bersama anak-anak jalanan dan marjinal ini, namun itu
semua dapat diminimalisir melalui bentuk perhatian penuh terhadap keluarga
serta tanggung jawab sebagai anak pertama yang ia berikan kepada orangtuanya.
"Hanya ingin membuat orang lain
berbinar menatap semangatnya, membuat orang lain tersenyum karenanya, ingin
menhadirkan lebih banyak tawa untuk orang-orang terdekatnya, orang orang
disekitarnya dan orang-orang yang menyayanginya"
Aulia pertama kali mengetahui tentang Save Street Child Surabaya
dari media sosial Twitter. Dari sana, ia mengikuti Open Recruitment Pengajar
Keren Save Street Child Surabaya. “Awalnya cuma ingin sekedar mengisi waktu,
tapi sekarang jadi merasa seperti ada sebuah ikatan. Kalau tidak datang
mengajar, tidak bertemu dengan
anak-anak, seperti ada yang kurang,” kata Aulia menjelaskan tentang kesukarelaan yang menjadi sebuah kewajiban untuk mengajar serta anak-anak
merdeka yang telah menjadi bagian dari hari-harinya.
Sejak bergabung menjadi Pengajar Keren di Save Street Child
Surabaya, dara yang juga aktif berorganisasi di Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini
mengaku mendapat pengalaman-pengalaman baru, ilmu pengetahuan baru, dan
pastinya sahabat baru. Suasana persahabatan yang akrab di antara para pengajar
diakui Aulia menjadi faktor yang
membuatnya nyaman. Hampir semua persoalan yang menyangkut pengajaran di wilayah
mengajar selalu dimusyawarahkan bersama, baik melalui diskusi tatap-muka maupun
dengan cara lain, seperti grup Whatsapp atau pesan singkat di antara pengajar. Menurut
Aulia, kondisi dan karakter anak-anak—baik di wilayah belajar bersama Save
Street Child Surabaya, maupun di sekolah formal tempatnya bekerja—pada dasarnya
sama. “Kadang semangat belajar, terkadang juga drop,” katanya
menambahkan.
Dari pengalamannya di wilayah ajar, dia menyimpulkan kalau semangat
belajar yang drop pada anak-anak disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya
adalah dari pihak orang tua si anak sendiri. Ada juga anak yang sudah memiliki semangat
belajar tinggi, namun terbentur dengan keinginan orangtua agar si anak
berjualan. Menghadapi situasi seperti itu, Aulia bersama pengajar-pengajar lain
mengambil langkah-langkah pendekatan, baik kepada anak-anak maupun kepada
orangtua.
Masalah lain yang dihadapi Aulia dan teman-teman pengajar ialah menyadari
bahwa anak-anak mereka selalu rawan diciduk
oleh Satpol PP. Beberapa kali anak-anak tersebut diangkut karena dinilai melanggar peraturan yang ada. Aulia
berharap ada solusi yang ditawarkan oleh pemerintah terhadap anak-anak jalanan,
dan solusi tersebut menurutnya harus juga memperhatikan anak-anak jalanan
sesuai posisinya sebagai anak-anak—memperhatikan pendidikannya, memperhatikan
dampak psikologisnya, dan memperhatikan masa depannya.
Aulia juga berharap anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak,
mengalami proses belajar yang baik di masa anak-anak mereka. Untuk itu, dia
selalu berusaha mencari dan membuka diri kepada pengetahuan seputar pendidikan,
yang diharapkan mampu membuatnya menjadi pengajar yang dinamis. “Pelatihan dan workshop Pengajar Keren tuh bermanfaat,
ilmu buat saya. Selain itu saya juga sering browsing
di internet, nyari-nyari yang kira-kira
bisa diterapkan ke anak-anak,” kata penggemar karya-karya Andrea Hirata dan
Tere Liye ini mengkahiri.
"Hidupmu berharga, bila
berguna bagi orang lain"
NB :
Sepertinya harus berterimakasih kepada pasangan Mbak Anis Hidayati dan Mas Indra Setiawan yang telah membuat profil saya. terimakasih kakak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar