Apa
kabar sahabat, lama tak kusapa kalian lewat kisahku..
Kali
ini aku akan membagikan oleh-oleh pada kalian..
Oleh-oleh
dari pelatihan pengajar keren on duty :D
Berawal
dari tanpa sengaja membaca timeline @SSChildSurabaya disalah satu social
media dan informasi dari teman sesama pengajar, maka hadirlah aku di sebuah acara
yang diberi nama Pelatihan Pengajar Keren On Duty..
Apa sih pengajar keren on Duty itu ?
Kalau
menurutku pribadi sih, Pengajar Keren on Duty ini sebuah pelatihan untuk para pengajar
keren yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan memperkenalkan metode-metode pengajaran
yang kece, supaya para pengajar bisa lebih kreatif dan inovatif lagi dalam memberikan
pengajaran kepada adik-adik, sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang
kondusif.
Kalau
ditanya bagaimana kesan mengikuti kegiatan ini?
Maka
seluruh peserta pasti akan menjawab LUAR BIASA ANTUSIAS..
Didampingi
Fasil-Fasil kece dan berada diantara teman-teman yang punya semangat yang luar biasa,
rasannya sungguh MEMBAHAGIAKAN..
Bagaimana
tidak bahagia, jika kita berada ditempat yang membuat kita nyaman, berada diantara
sahabat-sahabat yang memiliki visi yang sama, generasi muda Surabaya yang KEREN
dan punya semangat berbagi yang menggebu-gebu.
Ahh..
rasanya sebuah kebahagiaan sederhana yang tidak bisa diuraikan lewat kata-kata
lah..
Jika
pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang aku dapatkan?
Maka
aku akan bercerita panjang lebar pada kalian..
Sabtu
pertama tanggal 09-11-2013
Kami
para pengajar keren membuat yang namanya pohon harapan. Apa itu pohon harapan?
Jadi ceritanya kami diminta membuat pohon dengan kreasi kelompok kami masing-masing dari bahan-bahan yang
sudah tidak terpakai. Di pohon itu ditempeli kertas-kertas, dimana kertas berwarna
merah muda itu berarti buah yang berisi harapan-harapan kami baik itu tentang harapan
pribadi, harapan untuk pelatihan pengajar keren on duty, harapan untuk adik-adik
kami ataupun harapan untuk SSCS kedepannya.
Selain
itu dipohon itu juga ditempeli kertas berwarna hijau yang difilosogikan sebagai
kerikil, dimana kerikil itu diibaratkan halangan-halangan bagi kami untuk memenuhi
harapan itu..
Hari
itu kurang lebih aku menulis begini..
harapanku
:
Semoga
semangat berbagiku tidak pernah padam, semoga adik-adik punya kehidupan yang
lebih baik dan semoga SSCS semakin banyak menularkan semangat berbagi untuk para
anak muda kota ini. :D
Halangan
:
Waktu
dan Kesibukan :(
Pohon harapan kelompok kopi susu :)
Sabtu
kedua tanggal 16-11-2013
Kami
belajar tentang metode belajar mengajar kreatif. Ceritanya kami dibagi menjadi beberapa
kelompok, dimana setiap kelompok diberikan indikator pembelajaran, lalu kami
diminta membuat dan mempresentasikan metode pengajaran kami. Waktu itu kelompokku,
kelompok Bumi mendapatkan indikator : Metamorfosis kupu-kupu dan operasi perkalian.
Untuk
metode operasi perkalian kelompok kami menggunakan media menghitung pensil warna.
Dan
untuk metamorfosis kupu-kupu, aku secara khusus mengarang lagu. Yang Kurang lebih
lagunya begini :
Hayoo
siapa tahu asalnya kupu-kupu..
Dia
dari telu rmenetas jadi ulat,
Ulatnya
berubah menjadi si kepompong,
Kepompong
terbuka terbanglah kupu-kupu..
Sabtu
Ketiga tanggal 23-11-2013
Sabtu
ini masih dengan materi yang sama dengan sebelumnya, karena untuk mengganti materi
hari minggu yang belum sempat disampaikan fasilitator keteman-teman yang
seharusnya datang hari minggu. Hari itu kami (lagi-lagi) dibagi menjadi beberapa
kelompok dan diberikan indikator pembelajaran. Kelompokku, kelommpok klumprik mendapatkan
indikator : mengidentifikasi budaya bangsa dan bangun ruang.
Metode
yang kelompokku pilih untuk mengidentifikasi budaya bangsa adalah dengan memperkenalkan
macam-macam bahasa dan kebudayaan daerah lewat sosio drama, dimana konsepnya
kami bagi adik-adinya ke dalam beberapa kelompok lalu kami beri nama suatu daerah
yang masing-masing kelompok itu akan menceritakan tentang daearah itu sesuai
yang mereka ketahui. Untuk bangun ruang, kami juga menggunakan metode yang
sama. Yang pada akhirnya kami mendapat banyak sekali masukan yang hebat dari fasilitator.
Minggu
tanggal 24-11-2013
Materi
untuk hari ini adalah FGD dan microteaching. Pertama kami dibagi menjadi dua kelompok
dimana kelompok pertama berada di pos FGD dan kelompok kedua di pos
microteaching. Kebetulan aku berada di kelompok pertama, jadi aku berada di pos
FGD. Di pos FGD ini pertama-tama kami dibagi menjadi dua kelompok kecil yang
tiap kelompok terdiri dari 4 orang lalu kami diberi beberapa kasus yang sering terjadi
di lingkungan pengajaran SSCS di berbagai lokasi, diantaranya kasus tentang anak-anak
yang sering berkata kotor dan juga anak yang berkelahi dengan temannya lalu suka
memukul pengajar bila saat berkelahi dipisahkan.
Untuk
kasus itu, pertama kita identifikasi sebabnya. Kalau menurut kelompok kami,
penyebabnya adalah faktor lingkungan dan kebiasaan dimana adik-adik memang berada
di lingkungan yang sebagian besar masyarakatnya bersikap demikian sehingga mereka
dengan mudah mencontohnya. Lalu sikap kami, yang jelas adalah melerai jika ada adik
yang berkelahi atau menasehati adik yang berkata kotor itu. Solusi dari kelompok
kami adalah kita lakuakan pendekatan ke adik tersebut, dengan bahasa yang tidak
menggurui sehingga adik tersebut merasa nyaman. Setelah itu baru kita masukakan
nasehat-nasehat tersirat agar meraka tidak melkukan hal demikian.
FGD tim AWIE :)
Selesai
dari forum FGD tim 1 & tim 2 bertukar
posisi, yang tadinya di pos FGD bertukar ke pos microteaching. Di pos microteaching
kami masing-masing diberi satu indicator pembelajaran yang harus kami buat metode
pengajarannya lalu mempraktekannya ke alam kelas microteaching dan itu dilakuakan
secara INDIVIDU. Aku sendiri mendapatkan indicator tentang mengidentifikasi bangun
datar.
Pertama
membaca indikator, yang terlintas di pikiranku adalah membuat bentuk-bentuk bangun
datar dari karton lalu diberi warna agar menarik, lalu diperkenalkan ke adik-adik.
Akan tetapi, ditengah jalan tiba-tiba terlintas ide lain untuk metode pengajaran
dengan indicator itu yang lagi-lagi dengan media LAGU. Akhirnya aku mencoba untuk
mengarang lagu lagi, kurang lebih begini :
Mari
kita mengenal macam-macam bentuknya,
Jam
dinding si lingkaran, kipas angin si persegi,
Pigura
persegi panjang, rok sulis trapesium,
Cemara
segitiga, hayoo siapa tahu lainnya..
Dimana
lagu itu dinyanyikan dengan nada lagu tukang becak. Setelah microteaching kami
diberi refleksi dari acesor yang kebanyakan sih membangun dan sangat meninspirasi,
selain itu kita jadi tahu banyak ilmu baru tentang pengajaran.
Yang
aku rasakan setelah ikut pelatihan itu?
Apa
yaa, rasanya takjub pada diri sendiri. Dari dulu aku selalu berfikir bahwa talent of artku itus angat tidak bagus. Heheh. Kenapa berfikir begitu? Aku bukan
orang yang pintar menggambar, tidak pandai bermain musik, pokoknya tidak begitu
pandailah dalam hals eni. TAPI TERNYATA..
Metode
belajar yang lebih banyak aku pilih adalahd engan media LAGU. Cukup membuat terkejut
diriku sendiri sebenarnya, tidak menyangka kalau seorang Aulia bias lho
mengarang lagu untuk media pembelajaran. Bakat terpendam sepertinya. Heheh :D
Tentang
kata orang, buat apa sih ikut penlatihan pengajaran?
Jujur
kalau dari aku sendiri, selain supaya lebih inovatif mengajari adik-adik di TL
Ambengan, aku mengikuti pelatihan ini untuk diriku sendiri. Buat apa? Menurutku
sebagai seorang perempuan yang nantinya AKAN menjadi ibu, perlulah kita tahu metode-metode
pengajaran yang bias digunakan untuk mengajari anak, bukan hanya sekedar memberi
tahu. Terlebih soal menanamkan pendidikan karakter ke anak. Bagaimanapun juga nantinya
GURU PERTAMA SEORANG ANAK ADALAH IBUNYA. Jadi si ibu harus punya metode untuk mendidik
dan mengajari anak-anaknya..
Mungkin
sebagian dari kalian beranggapan, “apa sih udah mikirin anak, kuliah aja belum kelar”.
Yahh silahkan berfikir seperti itu, tapi ini penting untuk aku sendiri karena menurutku,
jika kita ingin mencetak generasi terbaik maka kita harus mempersiapkan sejak dini.
Dini ya secepatnya, sekarang kalau perlu. :D
Itulah
sedikit ceritaku tentang Pelatihan Pengajar Keren, semoga bermamanfaat dan MLM
ilmunya bisa terus disalurkan.Byeeeee…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar