Rabu, 13 Mei 2020

RAMADHAN JANGAN GAGAL HIJRAH !

Oleh : Nur Aulia Risqi, S. E.

Tidak terasa Ramadhan sudah dipenghujung waktu, sudah masuk 10 malam terakhir padahal rasanya baru kemarin kita bersuka cita ramadhan hadir, baru kemarin kita khawatir bagaimana rasanya ramadhan ditengah pendemi, ditengah segala pembatasan dan keterbatasan. Pun Ramadhan tanpa tarawih dalam shaf rapat dan dekat.

Tentu kita masih ingat hadist mahsyur  yang diriwayatkan Imam al-Baihaqi, terdapat tiga pembagian fase Ramadan. Yakni pada sepuluh hari pertama, kedua, ketiga.  Hadist tersebut memiliki arti: Ramadan itu pada awalnya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah terbebas dari neraka.

Lantas bagaimana cara mendapat tiga fase keistimewaan Ramadhan tersebut? tentunya bukan dengan rebahan, nonton drakor, nontonin oppa-oppa dan unie-unie cinta-cintaan, main ML, main PUBG dan sebagainya. Tapi perbanyak ibadah.  perbanyak istighfar dan memperbanyak amal sholih terlebih di penghujung bulan Ramadhan. Sungguh rugi luar biasa jika di Ramadhan yang mulia ini kita ngga mendapatkan “apa-apa”. Bahkan Rasulullah saw sudah mengingatkan
 “Dan celakalah seseorang yang mendapatkan bulan Ramadhan, kemudian melewatinya sebelum dosa-dosanya diampuni”. (HR. At Tirmidzi).
 
Ramadhan ini adalah momentum kita untuk berubah, berbenah, berhijrah menjadi insan yang bertaqwa. Dimana perwujutan Taqwa itu adalah menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Ibaratnya Ramadhan ini adalah fase kita memupuk keimanan, fase kita merubah diri menjadi pribadi yang lebih baik hingga tiba nanti di bulan syawal dan 10 bulan setelahnya kita dapat memanen buah Ramadhan.
 
Memanen buah Ramadhan ? gimana tuh? Udah kayak petani ajaaa..
 
Memanen buahRamadhan maknanya adalah menjadikan Ramadhan kita tempat untuk melatih diri menjadi pribadi yang senantiasa dekat dengan Allah SWT, tunduk dan terikat dengan aturan Allah. Teman-teman tentu masih ingat sebelum menjadi kupu-kupu cantik yang siap terbang tinggi, ulat bulu terlebih dahulu menjadi kepompong. Nahh begitulah seyogyanya kita menjalani Ramadhan.
 
Ramadhan berakhir, What Next?
Boleh bersuka cita menyambut idul fitri tapi Kemenangan hakiki adalah bagaimana kita reborn menjadi manusia yang kembali fitrah yang bertaqwa. yang tunduk dan taat (menghamba) kepada Allah SWT Sang Pencipta.

Selepas madrasah ramadhan, kita harus menjadi pribadi yang lebih istiqomah dalam ibadah dan dakwah, yg sebelumnya masih belum menutup aurat harus istiqomah menutup aurat, yang sholatnya masih bolong-bolong harus menyempurakan 17 rakaat dan ditambah sholat sunnah, istiqomah ngaji, datang kajian, mengajak kawan untuk mengaji. Surga terlalu luas untuk ditempati sendirian. Sooo, adik-adik dan teman-teman mari kita semangat mengkaji islam.  Ngaji biar ngerti, biar bias mawas diri. Sudah nggak zaman muda hura-hura sudah waktunya yang muda semangat cari pahala. 

Tidak ada komentar: